KESIMPULAN PENDIDIKAN USIA DINI
Anak
usia dini adalah kelompok manusia yang berusia 0-6 tahun (di Indonesia
berdasrkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional), adapun berdasrkan para pakar pendidikan anak, yaitu kelompok manusia
yang berusia 9-8 tahun. Anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik, dalam arti memiliki
pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi motorik halus dan kasar),
intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan
spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan
komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
PAUD
adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun
secara menyuluruh, yang mencakup aspek fisik dan non-fisik, dengan memberikan
rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual ), motorik,
akal pikir, emosional, dan sosial yang tepat agar anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal.
Merujuk
pada Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pasal 19 ayat1 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik.
Catron
dan Allen (1999:23-26) menyebutkan bahwa terdapat 6 aspek perkembangan anak
usia dini, yaitu kesadaran personal, kesehatan emosional, sosialisasi,
komunikasi, kognisi dan keterampilan motorik sangat penting dan harus
dipertimbangkan sebagai fungsi interaksi. Kreativitas tidak dipandang sebagai
perkembangan tambahan, melainkan sebagai komponen yang integral dari lingkungan
bermain yang kreatif.
KESIMPULAN PENTINGNYA PENDIDIKAN USIA
DINI
Seorang
anak yang baru lahir, ia masih berada dalam keadaan lemah, naluri dan
fungsi-fungsi fisik maupun psikisnya belum berkembang dengan sempurna. Hal yang
dibutuhkan anak agar tumbuh menjadi anak yang cerdas adalah adanya upaya-upaya
pendidikan sepertiu terciptanya lingkungan belajar yang kondusif, memotivasi
anak untuk belajar, dan bimbingan serta arahan kearah perkembangan yang
optimal. Dengan begitu menumbuhkan kecerdasan anak yaitu mengaktualisasikan
potensi yang ada dalam diri anak.
Masa
usia dini merupakan Periode emas yang merupakan periode kritis bagi anak,
dimana perkembangan yang diperoleh pada periode ini sangat berpengaruh terhadap
perkembangan periode berikutnya hingga masa dewasa. Sementara masa emas ini
hanya datang sekali, sehingga apabila terlewat berarti habislah peluangnya.
Untuk itu pendidikan untuk usia dini dalam bentuk pemberian
rangsangan-rangsangan (stimulasi) dari lingkungan terdekat sangat diperlukan
untuk mengoptimalkan kemampuan anak.
Pendidikan
anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku
serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap
perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Ditinjau
dari psikologi perkembangan, usia 6-8 tahun memang masih berada dalam rentang
usia 0-8 tahun. Itu berarti pendidikan yang diberikan dalam keluarga maupun di
lembaga pendidikan formal haruslah kental dengan nuansa pendidikan anak usia
dini, yakni dengan mengutamakan konsep belajar melalui bermain.
CONTOH PENDIDIKAN USIA DINI
A.
Beri Dorongan Contohnya:
beri
waktu. Buat seorang anak belajar berpakaian, melepas pakaian, mengancingkan
kancing, mengikat tali sepatu, menutup retsleting atau mengancingkan kancing
jepret membutuhkan waktu. Mengharapkan si dua tahun menarik celana memang
mudah, tapi berharap ia bisa mahir mengikat tali sepatu sebelum ia masuk taman
bermain tidaklah realistis. Anda harus terus memberi dorongan atau
memotivasinya dengan sabar. Anda harus memberinya cukup membanyak waktu agar ia
bisa menyelesaikan satu tugas
B.
Berikan Umpan Balik Khusus Contohnya:
Menulis
adalah kegiatan yang membutuhkan keterampilan motorik halus bagian tangan.
Keterampilan motorik halus bagian tangan akan melibatkan banyak otot kecil:
jari jemari, telapak tangan dan pergelangan tangan.
Ketika
usia si kecil menginjak tahun kedua, sirkuit otak yang mengendalikan dan
mengkoordinasikan gerakan tangannya masih berkembang pesat seperti di tahun
pertama usianya. Di samping itu, bagian otak lain yang bernama serebelum juga
mulai berkembang. Serebelum bertugas mengatur waktu dan koordinasi untuk hampir
semua tugas motorik.
Latihan
penting sekali untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak batita.
Latihan ibarat ”umpan balik’ bagi otak mereka. Makin sering si kecil
berlatih, makin pesatlah perkembangan sirkuit otaknya, dan makin baguslah
kemampuan si kecil mengontrol dan mengkoordinasikan motorik halusnya.
C. Contoh
Berikan contoh
terlebih dahulu kalau ingin anak kita sopan maka harus terlebih dahulu
orangtuanya sopan karena anak usia dini itu melihat contoh dari keluarga, masyarakat/lingkungan
dan memang sedang berada pada proses imitasi atau meniru. Dan inipun harus
berlangsung secara kontinu dan konsisten dari pendidik dan praktisi sosial.
Orangtua adalah guru terbaik bagi
anak termasuk ketika mengajarkan cara mengekspresikan emosi. Berikan contoh
pada anak-anak perilaku yang sesuai saat sedang marah atau sedih. Berikan pula
beberapa pilihan lain bagaimana cara mengekspresikan kemarahan, kegembiraan
atau kesedihan.
Kembangkan sikap bertanggung jawab
pada anak. Misal, jika anak menumpahkan minuman minuman ke lantai, maka
dia harus membersihkan sendiri. Sebelumnya berikan contoh dan penjelasan
mengapa ia harus melakukan itu
PENDIDIKAN USIA DINI YANG AWAL HARUS
DI AJARKAN
pelaksanaan
kegiatan pengajaran anak usia dini. Di antara strategi tersebut adalah: (1)
Perhatian Intens (2) Beri Dorongan (3) Berikan Umpan Balik Khusus (4)
Berikian Model Atau Contoh,(5) Mendemontrasikan, (6) Menciptakan dan
menambahkan tantangan, (7) Memberikan cara atau bantuan lainnya, serta (8) Memberikan
informasi secara langsung.
1. Perhatian Intens
Dalam
melaksanakan pengajaran seorang guru sebagai pendidik harus mampu memberikan
perhatian yang intens terhadap anak didik. Menaruh perhatian khusus terhadap
anak sejak usia dini dapat membantu mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dan berbahasa, serta kemampuan awal membaca dan menulis dengan
cara bermain dan bersenang-senang anak juga mulai dapat mengembangkan kemampuan
dasar berhitung, hal-hal konseptual dan kognitif serta konsep-konsep dasar ilmu
alam dan pengetahuan teknis lainnya.
2. Beri Dorongan
Stimulasi
harus dilakukan dalam suasana yangmenyenangkan, yaitu pola asuh yang otoritatif
(demokratik). Artinya : pengasuh harus pekaterhadap isyarat-isyarat anak,
memperhatikan minat, keinginan ataupendapa anak, tidak memaksakan kehendak
pengasuh, penuh kasih sayang, dankegembiraan, menciptakan rasa aman dan nyaman,
memberi contoh tanpamemaksa, mendorong keberanian untuk mencoba berkreasi,
memberikanpenghargaan atau pujian atas keberhasilan atau perilaku yang
baik,memberikan koreksi bukan ancaman atau hukuman bila anak tidak
dapatmelakukan sesuatu atau ketika melakukan kesalahan.Pola asuh otoritatif
penting untuk mengembangkankreativitas anak.
3. Berikan
Umpan Balik Khusus
Seorang
pendidik anak usia dini tidak berhenti pada pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, atau menyampaikan materi pembelajaran kepada anak didi. Tetapi
pembelajaran tersebut harus ditindak lanjuti dengan melaksanakan umpan balik
terhadap anak setelah selesai mengadakan kegiatan pembelajaran.
4. Berikian Model
Atau Contoh
Mengajarkan nilai kehidupan , kemanusiaan
,budaya dan pengembangan moral pada anak usia dini membutuhkan keteladanan dari
orangtua, guru dan masyarakat . dan penanaman ini tidak hanya berlangsung
dirumah saja tetapi juga berlangsung disekolah dan masyarakat.
0 komentar:
Posting Komentar